-->

Ads 720 x 90

Fiksioner Free Blogger Theme Download

Narkoba Diantara Perilaku Masyarakat dan Aparat


Oleh:
Atang Setiawan, M.Si

Wabah penyalahgunaan narkoba merebak dimana-mana, tidak hanya di kota besar tetapi sudah sampai ke daerah-daerah, bahkan kota kecil sekalipun. Pengguna penyalahgunaan narkoba pun beragam mulai dari anak-anak, pelajar, mahasiswa, artis hingga eksekutif baik laki-laki maupun perempuan. Penggunaan dan penyalahgunaan narkoba berkaitan erat dengan perubahan gaya hidup akibat arus globalisasi, gaya hidup hura-hura, pesta pora dan bersenang-senang. Dalam penyalahgunaan narkoba ini terdapat banyak alasan bagi setiap orang untuk menggunakannya, sama halnya dengan banyaknya orang yang menggunakan narkoba itu sendiri. Bagi beberapa orang, penggunaan narkoba mungkin hanya merupakan fungsi dari disorganisasi keluarga atau pembelajaran kultural atau kepribadian yang terganggu. Sedangkan bagi sebagian lainnya pemakaian narkoba mungkin tidak lebih dari tanggapan atau respon yang normal terhadap dunia dimana mereka berada.
Namun demikian ada juga penggguna narkoba karena seseorang merasa keresahan yang diakibatkan faktor lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat, ataupun faktor penunjang lainnya seperti adanya perantara atau media yang menuntun orang baru, pemberitaan media massa maupun kebiasaan yang mengakibatkan penyalahgunaan narkoba. Oleh karena itu peredaran dan penyalahgunaan narkoba dan psikotropika ini merupakan suatu permasalahan bagi kehidupan manusia dalam bermasyarakat. Permasalahan tersebut dapat timbul baik secara langsung maupun tidak langsung dengan adanya penyalahgunaan narkoba tersebut. Hampir sebagian besar dari aspek kehidupan dalam masyarakat mendapat pengaruh langsung dari bahaya penyalahgunaan narkoba ini antara lain menimbulkan tindakan kejahatan, perkelahian pelajar maupun kecelakaan lalu lintas. Karena besarnya dampak yang diakibatkan oleh peredaran dan penyalahgunaan narkoba tersebut perlu kiranya dilakukan upaya pencegahan terhadap peredaran narkoba tersebut, juga perlu dilakukan penghukuman terhadap mereka yang terbukti karena dianggap telah ikut andil merusak generasi muda.

Masalah peredaran narkoba.

Peredaran narkoba di kalangan masyarakat tidak terlepas dari adanya faktor permintaan dan penawaran. Meningkatnya peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Indonesia tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu adanya faktor permintaan serta pergaulan dalam lingkungan masyarakat dan adanya faktor tekanan dari kelompok-kelompok tertentu (faktor) penawaran. Faktor lainnya adalah faktor penunjang, dalam peredaran narkoba bagi penyalahguna narkoba merupakan faktor permintaan yang diperlukan untuk pergaulan dalam lingkungan masyarakat. Penggunaan dan penyalahgunaan narkoba sering dikaitkan dengan perngaruh lingkungan dalam masyarakat untuk hidup berpoya-poya atau berhura-hura, pesta dan bersenang-senang, karena ada anggapan dari pengguna bila disertai dengan narkoba dirasa akan lebih mengasikkan tanpa mempedulikan efek negatif dari narkoba tersebut.
Selain itu penyalahgunaan narkoba pada umumnya sudah kehilangan harga diri dan perasaan sehingga tidak ada dunia lain selain narkoba. Segala usaha akan dilakukan untuk mendapatkan narkoba. Faktor penawaran merupakan pemberi dan pemasok narkoba yang akan mendatangkan keuntungan finansial yang sangat besar karena peredaran narkoba sering melibatkan kalangan menengah ke atas. Walaupun ada pengguna pada kalangan bawah hanya sebagai pengguna kecil-kecilan. Namun semua itu, terlepas dari kalangan bawah maupun kalangan menengah ke atas mereka merupakan pengguna narkoba yang membutuhkan pasokan dari orang-orang atau kelompok tertentu. Kelompok penawar ini seringkali berusaha untuk mengedarkan narkoba dengan berbagai cara penyelundupan mulai dari cara yang konvensional seperti melalui paket sampai dengan cara yang paling beresiko sekalipun yaitu dengan cara menelan kantung bungkusan heroin kemudian dikeluarkan melalui saluran pencernaan.
Suatu hal yang sangat membuat kita semakin prihatin, selain pelajar, mahasiswa yang menjadi sasaran sindikat pengedar narkoba, anak-anak SD-pun kini telah dijadikan sebagai sasaran melalui beberapa model jajanan atau biasa disebut ”pil pintar”. Malahan menjadi ironis, ketika lembaga pemasyarakatan (penjara) yang notabene di bawah penjagaan yang sangat ketat dari aparat penegak hukum, dijadikan sebagai lahan dan ”kebun” tempat peredaran narkoba yang leluasa beredar di kawasan ini. Demikian halnya dengan pendistribusian narkoba, kini tidak saja terjadi di kota besar, tetapi di kota kecil bahkan desa. Dengan krisis ekonomi yang berkepanjangan tidak menutup kemungkinan banyak orang yang tergoda untuk mencari uang secara mudah dengan menghalalkan segala cara termasuk bersikap masa bodoh dengan dampak yang diakibatkannya.

Narkoba dan Perilaku Masyarakat
Tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan-perubahan sosial yang semakin cepat sebagai konsekuensi modernisasi secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kehidupan manusia, sebagai individu, keluarga, masyarakat maupun negara. Sehingga dalam masyarakat modern dengan berbagai kehidupannya terdapat kepastian di bidang hukum, nilai, moral dan etik kehidupan. Oleh karena itu terhadap perubahan dan ketidakpastian tersebut tidak semua orang mampu untuk menyesuaikan diri, pada gilirannya yang bersangkutan akan jatuh pada penyalahgunaan narkoba. Untuk memperoleh rasa senang dan sejahtera mereka mencari dengan jalan menggunakan narkoba dan mengesampingkan ajaran agama karena agama dianggap tidak rasional dan menghambat kemajuan modernisasi.
Penyalahgunaan narkoba serta zat adiktif lainnya akhir-akhir ini mencuat ke permukaan setelah korban demi korban berjatuhan sebagaimana sering diberitakan oleh media massa. Hal tersebut sungguh sangat memprihatinkan.
Pada umunya orang memakai narkoba karena menginginkan efek nikmat sesuai harapan tanpa mengetahui efek sampingnya seperti ketergantungan, ketagihan dan dosis yang semakin meningkat, hal tersebut diakibatkan karena kurangnya pengetahuan. Proses mengapa seseorang menggunakan narkoba, faktor penyebabnya bervariasi antara lain; Pertama, karena alasan pribadi. Bagi pelajar atau mahasiswa, karena ingin tahu, rasa setia kawan, ingin dianggap lebih hebat dari yang lain, kecewa, kesal dan frustasi. Bagi eksekutif atau artis, karena ingin tampil prima, menghilangkan perasaan minder atau sebaliknya karena stress atau frustasi.
Kedua, karena alasan keluarga. Hal ini biasanya disebabkab karena akibat ketidakcocokan antara suami, isteri dan anak seperti orang tua mempunyai harapan yang berlebihan terhadap prestasi anaknya, orang tua pilih kasih terhadap anak-anaknya, orang tua selalu konflik sehingga tidak dapat diteladani oleh anaknya, atau orang tua yang memperhatikan anaknya secara berlebihan sehingga anaknya kurang mandiri atau tidak dapat mengembangkan kreativitas dan potensinya. Ketiga, karena bujuk rayu dari orang dekat, kekasih atau sahabat.
Adanya faktor-faktor tersebut mendorong orang yang semula hanya sebatas mencoba-coba akan meningkat menjadi pengguna dan bahkan akan menjadi orang yang kecanduan akan narkoba. Beberapa tahap yang dilalui dalam penggunaan dan penyalahgunaan narkoba adalah bermula dari mencoba-coba atau hanya sebagai pengguna dengan batas-batas dosis tertentu. Akibat penggunaan yang terus menerus walaupun dengan batas dosis tertentu menyebabkan pengguna merasa ingin lebih meningkatkan penggunaan narkoba tersebut sehingga menjadilah sebagai penyalahguna narkoba. Setelah menjadi penyalahguna narkoba akan menjadi pecandu yang akan semakin sulit untuk dipisahkan dengan narkoba. Segala cara akan dilakukan untuk memperoleh narkoba. Pada tingkat permulaan pemakaian narkoba hanya diberi oleh taman-teman bermainnya, namun setelah merasa kecanduan pemakai narkoba akan menghabiskan apa yang dimiliki, kemudian meningkat kepada harta benda milik keluarga, orang lain atau masyarakat dengan cara paing mudah yaitu dengan melakukan tindak kejahatan seperti mencuri.

Narkoba dan Perilaku Aparat.
Keterlibatan oknum aparat (aparat keamanan maupun aparat penegak hukum) dalam pemberantasan dalam peredaran narkoba sudah menjadi ”rahasia umum”. Bahkan keterlibatan mereka dalam peredaran nerkoba sangat beragam, mulai dari pengedar, beking hingga pemakai. Pada tingkat pengedar, bagi kalangan bandar, mereka dianggap sebagai sumber tambang uang, karena mereka inilah yang menjual barang dengan mudah kepada bandar maupun pemakai. Bagi pengusaha hiburan, aparat juga sering dipakai sebagai beking bagi orang melakukan pesta narkoba, juga menjadi beking bagi pemilik fasilitas hiburan.
Faktor lain yang membuat oknum aparat terlibat dalam sindikat narkoba anatara lain; pertama, dengan tuntutan tugas aparat untuk mengetahui derap langkah sindikat narkoba, aparat tersebut terpaksa melakukan segala pendekatan termasuk mencoba-coba beberapa jenis narkoba. Pada akhirnya aparat tersebut mengalami adiksi (ketagihan) dan akhirnya sulit untuk menghentikan kebiasaan mengkonsumsi narkoba. Kedua, rendahnya tingkat kesejahteraan aparat, sehingga pada akhirnya mengakibatkan oknum aparat tergoda atau tergiur dengan penghasilan yang fantastis dari bisnis narkoba.
Faktor-faktor tersebut di atas menimbulkan kecenderungan adanya penolakan atau sikap apatis dari masyarakat terhadap aparat penegak hukum dalam pemberantasan peredaran narkoba. Dengan berbagai pengalaman dalam masyarakat yang terkait dengan peran aparat penegak hukum memberantas penyalahbunaan narkoba, masyarakat banyak menilai bahwa aparat penegak hukum tidak menjalankan tugasnya secara maksimal. Sebagian masyarakat ”mencap” ada oknum aparat penegak hukum yang menjadi bagian dari sindikat peredaran narkoba. Misalnya pembebasan tersangka atau narapidana yang terkait dengan masalah narkoba, sementara proses hukum belum berjalan sebagaimana mestinya, terkesan ada uang habis perkara. Penyelundupan narkoba ke lembaga pemasyarakatan yang notabene mendapat pengawasan dan penjagaan yang sangat ketat dari petugas atau penegak hukum.


Perlu Upaya Prevensi
Mengingat besarnya dampak yang diakibatkan peredaran dan penyalahgunaan narkoba tersebut perlu kiranya dilakukan upaya-upaya perncegahan terhadap peredaran dan penyalahgunaan narkoba tersebut. Upaya-upaya pencegahan peredaran dan penyalahgunaan narkoba menjadi tanggung jawab semua lapisan masyarakat dan tidak hanya mengandalkan aparat penegak hukum. Berbagai kasus dan modus operandi penyelundupan narkoba, baik melalui bandar udara maupun melalui pengiriman paket masih sering terjadi. Penyelundupan narkoba melalui bandar udara sering terjadi dan melibatkan warga negara asing yang ingin memasukkan dan meraup keuntungan dengan mengedarkan narkobaa di Indonesia.
Upaya-upaya pencnegahan dan penyalahgunaan narkoba diarahkan untuk menciptakan kesadaran dan daya tangkal masyarakat terhadap peredaran dan penyalahgunaan narkoba sehingga tercipta dan terbina kondisi, perilaku dan norma hidup sehat yang bebas narkoba serta sikap menolak terhadap penyalahgunaannya. Pemnyalahgunaan narkoba selain dapat menyebabkan permasalahan bagi dirinya sendiri dengan menurunnya keadaan kesehatan tubuh juga dapat meninmbulkan permasalahan bagi ketertiban dan keamanan masyarakat dengan meningkatnnya angka kejahatan, adanya tindakan-tindakan kriminal seperti mencuri, memeras, menodong, merampok bahkan membunuh untuk mendapatkan narkoba.

Jakarta, 22 September 2008
Atang S
Lahir dan dibesarkan di sebelah selatan kaki Gunung Ciremai, Kuningan - Jawa Barat.

Related Posts

2 comments

Anonymous said…
Sdr. Atang, salut bagi anda yang bersedia meluangkan sedikit waktu untuk menulis, tetapi ada tambahan sedikit tentang prilaku Aparat penegak hukum khususnya polisi yang terlibat dalam edar gelap, 1. Keharusan Adanya "upeti" dari Atasan ke anak2 Opsnal, 2. Masuk Polisi saja udah pake uang, inilah yang menjadikan polisi jadi korup
Anonymous said…
Sdr. Atang, salut bagi anda yang bersedia meluangkan sedikit waktu untuk menulis, tetapi ada tambahan sedikit tentang prilaku Aparat penegak hukum khususnya polisi yang terlibat dalam edar gelap, 1. Keharusan Adanya "upeti" dari Atasan ke anak2 Opsnal, 2. Masuk Polisi saja udah pake uang, inilah yang menjadikan polisi jadi korup
Subscribe Our Newsletter